Rabu, 31 Januari 2018

Makanan Aspal Sholat Bali #Scenepertamatouring


Holla ! Blog ini lanjutan dari sebelumnya ini. Touring Jawa-Bali kira-kira makan jarak +-1500km dan waktu seminggu kurang ini selesai  kujelajahi heueheu. Touring ini bukan sekedar buat jalan-jalan tapi lebih dari itu aku pengen tau lebih jauh keadaan jalanan Indonesia, gimana aspal diluar pulau jawa apa gitu-gitu aja apa beda ? serta ingin lebih tau gimana keanekaragaman budaya Indonesia.
          Berawal dari keresahanku masak sih aspal Indonesia sama semua isinya tambalan-tambalan  yang nggak rata ? Oke langsung aja keluar dari pelabuhan kita akan disuguhkan aspal yang mulus sambil di temani pemandangan hutan yang asri, disini jalannya cukup enak karna minim tambalan. Jalan sekitar 20Km kita akan disuguhkan dengan aspal yang  ditambal-tambal yang sama dengan keberadaan di jawa. Aku kira keadaan seperti ini bakal sama di seluruh Indonesia, tapi jauh di hati kecilku menolak pendapatku ini.
          Ditambah lagi jalanan mulai gelap dan di temani tetesan air hujan menambah sedap perjalanan malam itu. Jalanan berliku serta banyak gronjalan sebab tambalan yang nggak rata dan lubang-lubang menghiasi perjalanan itu. Sejak awal aku pilih ngurangi tekanan ban belakang agar bannya bisa bantu buat mempermudah kinerja suspensi disisi lain motor terasa berat dibelakang tapi itu lebih baik dari pada ban keras & bensin lebih irit tapi sampai tempat boyok dan bokong rasanya mau patah, kan nggak lucu. Prinsipnya saat perjalanan jauh adalah utamakan kenyamanan tapi jangan korbankan keamanan. Seberapa banyak bawaanmu jangan sampai bikin kamu nggak nyaman buat ridding jauh. Boleh kayanya dibikin artikel gimana riding yang nyaman tapi cukup aman haha soonlah aku buat.
          Singkat cerita jalan dari Gilimanuk-Denpasar di dominasi perbukitan banyak tanjakan dan tikungan, keluar gilimanuk jam 18.00 kami sampai di kota Denpasar pukul 22.00 dan  langsung menuju penginapan. Basicly kota Denpasar mirip dengan kota-kota di jawa banyak gedung bertingkat lalu lintas yang ramai haha namanya juga kota. Lalu lintas padat akan kita jumpai di daerah Kuta, daerah yang penuh dengan bule dan para pencari rupiah, mulai dari transport, money changer, wisata hingga penjual beer yang bebas berjual di pinggir jalan. Karna di Bali minuman beralkohol legal untuk dijual di pinggir jalan sampai di mini market. Salah satu mini market ada yang mendisplay minuman berharga ratusan ribu sampai jutaan, sama kaya halnya kita liat display rokok minimarket  di Jawa. Mini market di Kuta bahkan ada yang mengUp harga hingga 100% untuk beberapa barang. Disini bukan perkara mudah buat makan harga mahasiswa haha pinter-pinter aja sih ngatur keuangan selama di Bali, usahakan tanya harganya dari pada keunganmu bermasalah dibelakangnya.
          Image yang melekat buat Bali dari dulu buat aku adalah banyak pohon yang di selimuti kain, tapi aku jarang temui ini di kotanya Cuma beberapa di daerah dekat pura, selain itu yang melekat ialah sesaji saat jam ibadah. Pagi-pagi misalnya kita akan gampang nemui sesaji di depan rumah atau di pinggir jalan,yang satu ini gampang kita jumpai di Bali. Buat muslim kaya aku agak susah rasanya buat nyari masjid, usaha paling gampang biasanya kita nyari POM tapi beda disini nggak semua POM ada mushollanya bahkan bisa di hitung pakai jari jumlah musholla di Denpasar ini.     
          Rasanya aku punya banyak tips buat touring ke Bali kali ini, mulai dari pra touring sampai pasca touring. Mengingat ternyata nggak sedikit masalah dijalan baik finance maupu teknis sampai hal non teknis, mulai dari tempat sholat hingga kendala dijalan apa aja kira-kira yang bakal kita temui. Doakan aku istiqomah terus nulis ya agar bisa berbagi pengalaman ini kepada jamaah blogger. Danke! 


0 komentar:

Posting Komentar